Kamis, 04 Agustus 2011

Memilih Product GPS Sesuai Kebutuhan






Cari meeting point pakai peta? Ah, kuno. Kenapa tidak memasang global positioning system (GPS) di kendaraan Anda?
Pada dasarnya, tujuan peta dan GPS adalah sama: agar lebih cepat dan mudah sampai ke tempat yang akan kita tuju. Hanya, peta GPS bentuknya bukan lembaran kertas, melainkan dalam rupa digital.

Basis GPS adalah satelit. Peranti GPS dapat memberikan informasi yang akurat terhadap posisi lintang, bujur, ketinggian, dan waktu atom. Dus, Anda bisa dengan segera mengetahui koordinat setiap area di muka bumi ini, lalu arah bergerak, kecepatan bergerak, dan sebagainya.
Bayar berapa? Semua informasi itu bisa Anda akses dengan percuma alias tanpa ongkos sepeser pun, atau gratis. Tentu saja Anda harus membungkus terlebih dahulu seperangkat GPS dari toko dan menukarkannya dengan sejumlah uang. Satelit yang memotori GPS ini jumlahnya mencapai 24 satelit Navstar kelahiran Amerika. Satelit ini bikinan Rockwell International berukuran masing-masing semobil besar seberat 950 kg.
Cara kerja satelit ini tidak rumit. Saat satelit berada di ketinggian 18.700.00 km dari permukaan bumi, ia akan berputar mengelilingi bumi setiap 12 jam dengan formasi dan lintasan yang sangat presisi.
Setidaknya, butuh tiga sinyal satelit agar unit GPS bisa menghitung dan membaca bumi. Hasilnya yaitu data longitude (bujur) dan latitude (lintang). Kalau ada empat sinyal satelit, GPS bisa menghasilkan informasi latitude atau ketinggian dari permukaan laut.Hasil hitungan dan pembacaan satelit ini dipancarkan dalam satuan sepermiliar detik lewat gelombang radio digital berfrekuensi rendah. Otomatis, gelombang akan memancar dengan menembus awan, kaca, dan plastik.
Harus ada peta Indonesia di dalam GPS
Oh, ya, meski satelit dan GPS berkongsi dengan sempurna, Anda harus memastikan, GPS Anda memiliki peta digital atau electronic map di dalamnya. Tanpa peta digital ini, “GPS Anda bisa menerima sinyal, tapi tak bisa memunculkan peta detail,” kata Tri Harianto, teknisi Gemilang Communication.
Asal Anda tahu, GPS yang dibeli dari luar negeri, punya tiga peta dasar, yaitu Eropa, Atlantik, dan Pasifik. “Yang masuk ke Indonesia adalah GPS berpeta dasar Pasifik,” kata Aryo, panggilan Tri Harianto, sambil menunjukkan layar GPS dengan peta Asia Pasifik.
Nah, peta dasar ini harus dimuati peta detail. Misalnya, peta Jawa dan Bali, Papua, Maluku dan Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, dan masih banyak lagi. Bisa dipastikan, peta-peta ini tidak ada dalam GPS yang Anda beli di luar negeri. Sebaliknya, jika Anda membeli GPS dengan merek sejenis di Alatsurvey.com, Toko Karya Teknik, maupun Toko Gemilang Communication, mereka sudah membenamkan peta Indonesia. “Semuanya gratis, tidak usah bayar,” kata Peter Kurniawan, pemilik Toko Karya Teknik.
Kalau Anda membeli GPS tapi belum ada peta Indonesia, Anda masih bisa membelinya. “Harganya antara Rp 400.000 sampai Rp 500.000 per pulau,” kata Aryo.
Situs otomasi.com juga menyediakan peta. Peta Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara, dibanderol Rp 400.000. Harga serupa berlaku untuk peta Sulawesi. Sedangkan Jawa dan Bali maupun Sumatra, dipatok masing-masing Rp 500.000. Tapi, menanam peta digital saja ternyata juga belum cukup. Manfaat GPS ini baru akan nendang banget saat di dalamnya terdapat informasi yang lengkap dan akurat. Misalnya, nama gedung-gedung di Jakarta, restoran, SPBU di seantero Jakarta, rumahsakit, kantor polisi, pusat perbelanjaan, tempat nongkrong yang asyik, dan terminal bus.
Tentu saja Anda bisa menambahi semua data ini sesuka hati Anda. Asal semuanya sudah tersimpan dalam memori, dengan mudahnya Anda mengunjungi tempat itu, kembali lagi ke tempat itu, bahkan membuat duplikat untuk teman-teman Anda. Di Indonesia, ada komunitas NavNet yang mengkhususkan diri pada navigasi. Coba klik saja situsnya di navigasi.net. Anggota dalam komunitas ini mengawinkan kemampuannya untuk membangun peta kota-kota di Indonesia. Di situs ini Anda tinggal men-download peta yang Anda perlukan.
Kalau Anda hobi mengotak-atik aplikasi komputer, tak ada salahnya mencoba membikin peta sendiri. Program yang Anda butuhkan adalah Geographical Information System (GIS). Program aplikasi ini biasa digunakan oleh orang-orang yang biasa bergelut dengan bidang pemetaan.
Lantaran ada begitu banyak program GIS, Anda bisa menjajal program MapInfo. Untuk versi coba-coba, Anda bisa men-download dari situs mapinfo.com dan menginstalnya pada komputer Anda.
Jika memang serius ingin mengetahui titik koordinat suatu tempat, tentu Anda membutuhkan GPS yang 100% GPS. Artinya, piranti yang hanya didesain untuk GPS, bukannya dibundel dengan ponsel maupun melalui blue-tooth GPS yang disambungkan dengan PDA.
Di pasaran beredar merek Garmin, Thales, dan Magellan. Sekadar untuk catatan, Thales dan Magellan berasal dari Amerika. Keduanya mempunyai induk perusahaan yang sama. Sedangkan Garmin berasal dari Taiwan.
Ketiga merek ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Maka, dalam memilih merek, biasanya penjual bakal mengembalikan kepada Anda, “Tergantung selera si pembeli,” kata Peter.
Tapi, selera ini bertautan dengan banyak hal. Misalnya saja, kebutuhan, harga dan fitur di dalamnya. Produk yang paling favorit saat ini adalah Garmin 60CSx. “Beli sekarang, untuk tiga tahun ke depan saja masih bakal berfungsi dengan baik,” imbuh Peter sepertiga promosi.
Masih banyak lagi seri GPS dari tiga pabrikan itu. Mari kita keker satu per satu.
- Garmin
Ini adalah merek yang paling bejibun di Indonesia. Bentuknya ergonomis dan stylish. Pendeknya, kalau dibandingkan dengan Magellan dan Thales, bentuk GPS bikinan Taiwan ini terkesan lebih trendi.
Untuk kebutuhan survei, Garmin memang masih kalah dibandingkan dengan Magellan maupun Thales. “Tingkat akurasinya antara 5 meter-15 meter,” kata Peter. Meski tetap akurat, perusahaan-perusahaan besar, yang membutuhkan akurasi yang lebih mantap memilih Magellan dan Thales.
Sedangkan untuk di mobil, Garmin ini menjadi salah satu favorit. Misalnya, seri Nuvi. Seri ini biasa juga disebut sebagai personal travel assistance.
GPS seri ini tidak tahan air layaknya seri 60CSx. Sekadar informasi, seri 60CSx bisa digunakan di mana saja. Sedangkan Nuvi yang cuma bisa menempel di mobil doang.
Layar Nuvi lebar, sehingga enak untuk Anda lihat saat diletakkan di dashboard. Apalagi, model layar ini adalah layar sentuh. GPS model ini ini juga memiliki port untuk eksternal antena. Kapasitas memori juga bisa dikembangkan dengan SD card. Lebih dari itu, Nuvi ini memandu pengendara dengan suara. “Sebanyak 5% penjualan Garmin di toko ini terserap oleh Nuvi series ini,” kata Aryo.
Membincangkan peta, aplikasi yang ditanamkan untuk Garmin jauh lebih komplet ketimbang peta-peta untuk Magellan maupun Thales. Ini yang juga mempengaruhi tingkat penjualan Garmin cukup tinggi di Indonesia. “Garmin terjual 50% di toko ini,” kata Peter.
Produk Garmin bukan untuk mobil saja. Pabrikan ini punyaEDGE, yaitu GPS yang dipasangkan untuk sepeda. “Bentuknya kecil, sehingga pas dipasangkan di setang sepeda,” kata Aryo. Masih ada lagi, yaitu Forerunner, GPS yang berbentuk jam tangan.
Produk terlaris milik Garmin belakangan, ya, 60CSx. Kelebihannya, produk ini ringkas dibawa ke mana-mana. Bentuknya menyerupai ponsel, tetapi tebal.
Meski berwarna, layar 60CSx ini mungil.
Situs otomasi.com membanderol produk Garmin dengan harga yang bervariasi. GPS map 60CSx Rp 4,2 juta, eTrex Vista Cx Rp 2,9 juta, eTrex Vista HCx Rp 3,1 juta, Nuvi 600 Rp 4,3 juta, Nuvi 610 Rp 4,7 juta. Seri Nuvi dijual di Toko Karya Tekhnik seharga Rp 5,5 juta seunit.
- Magellan dan Thales
Kedua jenis GPS hasil bikinan Amrik ini tidak memiliki peta detail Indonesia di dalamnya. Dus, Anda yang membeli GPS ini mesti menanam sendiri peta Indonesia.
Dua merek ini memiliki kelebihan dalam hal akurasi. Untuk Thales, akurasi bisa mencapai 3 meter. Sedangkan Magellan lebih akurat lagi, yaitu hingga 1 meter.
Meski sudah akurat, tapi mereka tidak membutuhkan antena, lo. Bandingkan dengan Garmin yang masih membutuhkan antena.
Dibandingkan dengan Garmin, penjualan Magellan dan Thales ini memang belum perkasa. Tapi, ada saja orang yang membeli produk ini. “Semuanya, sih, tergantung dari kebutuhan ya,” kata Roy Tendy, teknisi alatsurvey.com di STC Senayan.
Sementara itu, otomasi.com menjual Magellan Explorist 600 seharga Rp 5,5 juta. Peter menjual Magellan Explorist 600 Rp 4,8 juta dan Explorist 500LE Rp 4,2 juta.
- Aksesori GPS
Layaknya ponsel, GPS ini juga punya aksesori. Mulai dari bracket atau penyangga peranti, hingga bluetooth GPS yang bisa disambungkan ke ponsel. Eh, tetapi tidak setiap toko menjual aksesori, lo. Beberapa dari mereka sengaja menjual perangkat utamanya saja.
Namun, Toko Gemilang Communication membanderol aksesori ini dengan harga yang beragam.
Mulai dari bracket seharga Rp 300.000-Rp 450.000, casing Rp 175.000, antena eksternal Rp 400.000-Rp 650.000. Lantas, untuk bluetooth 10X seharga Rp 1,8 juta. Dan, peta seharga Rp 400.000-Rp 500.000 per pulau.
Memasangkan bluetooth GPS pada ponsel sebenarnya bolehboleh saja. “Tapi, penggunaan bluetooth itu akan menggerus baterai,” saran Aryo. Dus, memang lebih baik memilih GPS sekalian, atau ponsel ber-GPS.
Oh, iya, hampir tidak ada toko yang menjual GPS bekas atau seken. “Kami enggak terima GPSbekas juga, kok, jadi enggak adayang dijual,” kata Roy. Tapi, merekamenerima reparasi GPS bila GPS Anda rusak. “Kami bisa memperbaiki,” ucap Peter.
Ponsel dan GPS
Beberapa pabrikan ponsel kini membundel ponselnya menjadilebih canggih. Fitur di ponsel ini semakin komplet dengan mengawinkan ponsel dengan chip penerima dan antena GPS.
Teknologi ini kemudian menjadi tambang uang bagi pabrikan ponsel. Tahun ini sejumlah produsen sudah membikin terobosan dengan menggelontorkan beberapa seri ponsel ber-GPS.
Misalnya saja Nokia mengawali ponsel navigasi pertamanya, N95, yang kemudian disempurnakan dengan Nokia Navigator 6110.
Belum lagi Dopod yang menggelontorkan ponsel plus GPS dalam seri P800W, dan dilanjutkan pada Dopod D810.
Dalam bisnis ini, operator juga mendapatkan jatah seiris kue yang legit, lo. Kunyahan laba itu datang saat lalulintas data realtime mulai tumbuh. Umpamanya, saat ponsel bernavigasi membutuhkan info lokasi restoran yang paling dekat untuk makan siang.
Atau, mengetahui lokasi apotek yang buka selama 24 jam.
Di pasaran, Anda bisa memilih beragam produk ponsel yang tertanam teknologi GPS. Anda tinggal pilih saja. Aneka pilihannya itu ada Asus P535 dan P526, BlackBerry 8800, E-TEN M700 dan X500 Glofiish, Pocket LOOX T Series dari Fujitsu Siemens, HP iPAQ hw6900, HTC Advantage X7500, Motorola MC35, Nokia 6110 Navigator, dan Samsung SGH-i600.
Nah, mari kita intip beberapa ponsel itu lebih detail
- Nokia
Ponsel terakhir yang memuat navigasi datang dari Nokia. Pabrikan ponsel asal Finlandia itu pekan ini sedang gencar menggenjot seri Nokia Navigator 6110 yang mengantongi teknologi GPS plus assisted global positioning system (AGPS). Dengan membeli Nokia seri ini, sistem navigasi sudah masuk di dalam ponsel ini.
Sayangnya, navigator 6110 ini tetap tidak bisa dibilang canggih.
Soalnya, peta GPS wilayah Indonesia tidak tersedia. Bayangkan, GPS yang enggak komplet di negara sendiri begini bisa dibilang ibarat makan nasi tanpa garam.
Maksudnya, punya peranti hebat tapi sayang sekali tak bisa memaksimalkannya. Eh, jangan manyun dulu. Nokia Indonesia tak kehilangan akal.
GVendor ponsel ini memberi tambahan untuk jumlah yang terbatas, yaitu peta aplikasi lokal yang bernama Solo map.
Manajer Pemasaran Produk Nokia Dominikus Susanto menyebutkan, di Nokia 6110 sudah tertanam aplikasi Asia Map yang menampilkan peta Kota Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Denpasar.
Sebagai ponsel pintar, “Harganya sekitar Rp 4,2 juta,” ujar Dominikus kepada Arthur Gideon, jurnalis KONTAN.
Sebetulnya, Nokia sendiri punya aplikasi yang bernama GPS Data dan Landmark. Ini untuk memberi tanda atau marking lokasi GPS tanpa perlu aplikasi yang bisa menampilkan peta secara visual. Misalnya, alamat, nomor rumah, kota, provinsi, negara, kode pos, nomor telepon, kategori, dan deskripsi singkat.
Studiohp.com menjual Nokia N95 dengan harga Rp 6,7 juta, dan Nokia Navigator 6110 Rp 4,2 juta.
- Dopod
Dopod International Corp Pte Ltd menanam teknologi GPS di ponselnya sejak seri P800W. PDAphone berbasis sistem operasi Windows Mobile 5.0 ini ukurannya mungil dengan warna iron gray. Lihat saja ukuran touch screen layarnya, hanya 2,8 inci dengan 65.000 warna dan tingkat resolusi 240 x 320 piksel (QVGA).
Nah, kuartal pertama tahun ini, Dopod kembali menggelontorkan ponsel yang memiliki aplikasi GPS, yaitu D810. Layaknya P800W, D810 memiliki kemampuan untuk menjepret foto yang menampilkan koordinat GPS.
Dus, Anda yang memilih ponsel pintar ini bisa menikmati foto navigasi ini dengan mudah hanya dengan menggunakan foto GPS. Sesungguhnya, tahun lalu Dopod seri ini sudah muncul. Hanya saja, belum ditanami aplikasi GPS. Dengan penambahan teknologi GPS, ponsel ini bukan Cuma untuk berhalo-halo, melainkan juga bisa untuk melakukan navigasi rute yang akan Anda lalui saat berkendaraan.
Meski Anda menggunakan ponsel ini dari dalam mobil, Anda tidak perlu menambahkan antena luar. Tanpa antena luar pun, lokasi tujuan akan muncul di layar ponsel dengan akurasi yang tetap baik. Sip, kan?
Selain ditanamnya teknologi GPS, Dopod juga dilengkapi fi tur gres terkini yang Anda butuhkan. Misalnya saja Wi-Fi 802.11g, Quadband GSM, Triband WCDMA dan HSDPA. Desain roda yang bisa putar (scroll wheel) 360 derajat semakin memantapkan ponsel ini di kelas smartphone.
D810 juga memiliki dual kamera digital 2 megapiksel dan screen QVGA sebesar 2,8 inci, sehingga memungkinkan Anda untuk mengambil dan gambar dan video yang memiliki kualitas bagus.
Bhinneka.com membungkus Dopod P800W seharga US$ 740.
Sedangkan untuk Dopod D810 Rp 6,1 juta. Sementara, Glodokshop. com menjualnya Rp 6,2 juta.
- Blackberry
Sama dengan Dopod, kuartal pertama tahun ini Blackberry merilis produk anyarnya yang mengantongi teknologi GPS. Research in Motion (RIM) menggelontorkan BlackBerry 8800, peranti PDA phone berkibor qwerty yang tergolong tipis dengan ketebalan 14 mm. Sejak awal, ponsel seri ini memang didesain untuk ditanami GPS.
Ada BlackBerry Maps yang menyokong teknologi GPS ini. Bergerak pada jaringan GSM, Blackberry 8800 dapat melengkapi kebutuhan Anda akan komunikasi dan aplikasi data.
Hampir semua ulasan mengenai Blackberry seri ini mengacungkan dua jempol atas keunikan ini. Di Amerika, mereka membundel dengan TeleNav GPS Navigator, yang memuat peta tiga dimensi dan mesin pencari Biz Finder.
Selain GPS, fi tur yang bisa Anda tengok di ponsel PDA ini di antaranya e-mail, web browser, organizer, dan multimedia. Ada juga slot kartu memori untuk menambah penyimpanan data menggunakan microSD. Memori internalnya 64 MB. Layarnya jenis TFT dengan resolusi 320 x 240 piksel.
Kalau berminat dengan ponsel plus GPS ini, harganya sekitar Rp 6,2 juta per unit.
- HP iPAQ hw6900
Raksasa teknologi Hewlett-Packard (HP) emoh ketinggalan dengan tren smartphone plus GPS. Pabrikan ponsel ini merilis PDA phone HP iPAQ hw6900 Mobile Messenger Series, awal tahun ini.
Sang produsen mengklaim, produk ini sebagai komputer genggam konvergensi pertama di dunia yang mendukung empat tipe komunikasi nirkabel sekaligus. Lebih dari sekadar penyedia GSM/ GPRS/EDGE,Wi-Fi, dan bluetooth, ponsel ini memendam GPS di dalamnya. Ukuran cukup mungil: 118,0 mm x 71,0 mm x 18,0 mm dan berbobot ringan 179,45 gram. Namun, iPAQ hw6900 sudah mempersenjatai diri dengan kemampuan ber-GPS.
Selain itu, ponsel ini juga memiliki layanan push e-mail, sistem operasi Microsoft Windows Mobile 5.0 juga telah menyuguhkan pengalaman Outlook Mobile yang lebih sempurna. Bahkan, administrator juga dapat menghapus data pada iPAQ hw6900 dari jarak jauh jika alat ini hilang atau dicuri.
Selain seri ini, HP juga memiliki seri lain yang berkemampuan GPS. Sebut saja, HP iPAQ rx5770, HP iPAQ rx4540, HP iPAQ rx4240, dan iPAQ 6965.
Kalau Anda mau tahu harganya, tempatshopping.com melego iPAQ hw6900 ini dengan harga Rp 5,9 juta. Sedangkan otomasi.com membanderol HP iPAQ rx5770 Rp 3,9 juta, HP iPAQ rx4540 Rp 3,2 juta, HP iPAQ rx4240 Rp 2,9 juta, dan iPAQ 6965 Rp 4,9 juta.
Nah, Anda tinggal memilih produk mana yang akan Anda usung.
Untuk akurasi dan survei yang membutuhkan hasil yang sangat presisi, tentu saja 100% GPS adalah pilihannya. Sedangkan untuk kebutuhan pemetaan sehari-hari dan bisa Anda tenteng, boleh saja menjajal ponsel plus GPS.
Selamat ber-GPS.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More